Mengenal prinsip hidup yang akan merubah hidup Anda
Menjadi pribadi yang bijak dan punya style tersendiri dalam hidup akan didapat dari beragam inspirasi yang ada di sekitar Anda.
Beberapa hari yang lalu, saat berada dalam satu acara cocktail party di sebuah resto and bar terbaru di kawasan SCBD saya berjumpa dengan beberapa sahabat lama. Dengan menggenggam segelas Classic Manhattan, diskusi pun berlanjut dalam perbincangan soal karier. Bukannya apa-apa, toh membicarakan love life semuanya sedang biasa-biasa saja. Tapi kemudian pikiran saya tertuju pada satu teman yang sedikit “curhat”
tentang perusahaannya yang sedang terpuruk.
Saya memang mengenalnya sebagai sosok pengusaha muda di bidang pertambangan dan energi. Usut punya usut, ternyata perusahannya itu sedang mengalami kemunduran karena tingkat turn over di perusahaannya terbilang cukup tinggi.
Karena teman, saya pun tidak memiliki prasangka apapun tentang dirinya. As a man, menurut saya selama kebenaran yang ia jalani pasti semuanya akan berjalan baik. Saya pun kemudian bertanya tentang sistem manajerial yang ia terapkan dan bagaimana ia menjalaninya. Saya cukup terkejut saat ia mengaku dalam menjalani perusahaan, ia tidak berusaha bersikap nice pada bawahan. "By being too nice, it allows people to stomp over you, they take your niceness as an excuse to make you do favors for them". Really?
Dalam hati saya tertawa. Saya hanya tersenyum dan sebisa mungkin memberikan saran yang menurut saya baik untuk perbaikan kinerja perusahaannya. Kemudian saya teringat pada prinsip hidup almarhum kakek saya yang ia tanamkan pada seluruh anak cucunya.
Sudah lebih dari 15 tahun sejak kepergian kakek saya, namun jika
berbicara mengenai prinsip hidup dirinya seperti tak akan lekang dimakan
waktu. Tak banyak-banyak, hanya tiga prinsip yang ia jalani namun
ketiganya sukses membentuk karier serta membesarkan keluarganya sampai
saat ini. Bukan soal memotivasi atau menyuruh seseorang untuk
melakukan ini dan itu, tapi lebih pada pembenahan diri sendiri untuk
menjadi lebih baik. Saat saya bertanya pada nenek bagaimana sosok kakek saat berkarier dan memimpin keluarga matanya selalu berbinar bahagia. "Opa tidak pernah berat dalam menjalankan apapun dalam hidupnya",
kata nenek saya. Bahkan saat harus terjun ke dunia politik dan
mengemban jabatan strategis di pemerintahan Republik Indonesia, ketiga
prinsip inilah yang tetap dipegang teguh.
Well, saya yakin jika ada yang bilang "people can't buy class, it is in your blood" itu memang benar adanya. Bukan bermaksud sombong, tapi silahkan Anda coba ketiga prinsip hidup kakek saya yang selalu menjadi pegangan hidup hingga kini. Soal Anda bisa melakukannya atau tidak, itu pilihan Anda. Tapi sebagai pria, rasanya sikap wise dan gentleman akan terbentuk saat Anda mengerti arti kata menghargai... Let's see!
Well said, itulah tiga prinsip hidup yang saya pelajari dari almarhum kakek saya. Selama hidup ia tidak ingin dikenal banyak orang, karena yang terpenting adalah sumbangsih apa yang bisa ia berikan bagi bangsa ini sampai akhir hayatnya. So guys, nasehat orang tua memang kadang terdengar konyol di telinga. Tapi kini saya sadar, tanpa prinsip hidup yang baik mungkin saya hanya menjadi sosok arogan yang ujungnya akan mengisolasi saya dari kehidupan sosial. Self-pity is our worst enemy and if we yield to it, we can never do anything wise in this world...
sumber : talkmen.com
Saya memang mengenalnya sebagai sosok pengusaha muda di bidang pertambangan dan energi. Usut punya usut, ternyata perusahannya itu sedang mengalami kemunduran karena tingkat turn over di perusahaannya terbilang cukup tinggi.
Karena teman, saya pun tidak memiliki prasangka apapun tentang dirinya. As a man, menurut saya selama kebenaran yang ia jalani pasti semuanya akan berjalan baik. Saya pun kemudian bertanya tentang sistem manajerial yang ia terapkan dan bagaimana ia menjalaninya. Saya cukup terkejut saat ia mengaku dalam menjalani perusahaan, ia tidak berusaha bersikap nice pada bawahan. "By being too nice, it allows people to stomp over you, they take your niceness as an excuse to make you do favors for them". Really?
Dalam hati saya tertawa. Saya hanya tersenyum dan sebisa mungkin memberikan saran yang menurut saya baik untuk perbaikan kinerja perusahaannya. Kemudian saya teringat pada prinsip hidup almarhum kakek saya yang ia tanamkan pada seluruh anak cucunya.
Well, saya yakin jika ada yang bilang "people can't buy class, it is in your blood" itu memang benar adanya. Bukan bermaksud sombong, tapi silahkan Anda coba ketiga prinsip hidup kakek saya yang selalu menjadi pegangan hidup hingga kini. Soal Anda bisa melakukannya atau tidak, itu pilihan Anda. Tapi sebagai pria, rasanya sikap wise dan gentleman akan terbentuk saat Anda mengerti arti kata menghargai... Let's see!
Tetap tersenyum. Everytime, everyday!
Hahaha, terdengar cliche? Saya pun awalnya tidak mengerti saat Ibu saya selalu mengajari untuk tetap tersenyum pada siapa saja yang saya temui sejak kecil. Tapi kemudian saya memahami, senyum itu adalah simbol kebahagiaan dan penghargaan. Anda pemimpin perusahaan? Wajib bagi Anda untuk selalu memberi senyum pada semua orang yang ada di kantor Anda. Itu bukan sikap "being too nice", tapi itu adalah bentuk spirit yang Anda berikan bagi karyawan untuk tetap semangat bekerja dan menjaga loyalitas mereka pada perusahaan. Tenang, Anda tidak akan dilecehkan hanya karena selalu tersenyum dalam situasi apapun, justru itu akan meningkatkan kredibilitas dan kewibawaan. Tidak percaya? Coba saja. Terkecuali memang Anda dididik untuk selalu menaruh curiga pada setiap orang dan memasang muka masam, it's your choice.Ucapkan terima kasih. For everything you have!
Nenek pernah bercerita, suatu hari kakek saya pernah diberi teguran keras oleh Presiden RI saat itu karena suatu masalah pembebasan lahan kelapa sawit di wilayah Kalimantan. Lagi-lagi kakek hanya tersenyum dan membalas surat teguran itu dengan ucapan terima kasih karena sudah ditegur dan akan membenahi masalahnya segera. Bagi saya saat ini, terima kasih adalah simbol penghargaan atas segala yang Anda alami, baik maupun buruk. Sebagai karyawan, saya pun tetap berterima kasih jika ada pujian atau teguran yang diberikan atasan atas kinerja yang sudah diberikan. Jika Anda seorang atasan, mengucapkan "Thanks ya!" pada apa saja yang sudah dikerjakan oleh karyawan rasanya suatu keharusan. Jika masih ada yang kurang memuaskan, Anda bisa memberikan arahan dengan tutur kata yang baik tanpa harus membentak apalagi mengeluarkan kalimat-kalimat sampah yang justru menghancurkan leadership Anda. Jangan lupa, tutup semuanya dengan ucapan terima kasih. Trust me, it works!Broad-minded attitude is the root of the wise
Ya, berpikiran luas dan terbuka pada apa saja. Satu prinsip ini akan membentuk sosok Anda menjadi pria yang lebih bijaksana. Berkaca dari kakek saya, dari petani kakao sampai mantan Presiden AS Ronald Reagan pernah ia ajak bicara. Intinya hanya satu, selalu mengisi ruang-ruang kosong dalam pikirannya akan hal baru yang belum tentu akan dijumpainya lagi. Percayalah, dengan banyak bertukar pikiran dengan siapa saja akan semakin membuka wawasan Anda tentang kehidupan. Bisnis, sosial, politik, lifestyle, seni, budaya, keluarga, bahkan agama adalah aspek-aspek kehidupan yang harus Anda cerna untuk membina kehidupan di masa yang akan datang. Jangan pernah mempertahankan ego dan sikap judgemental pada apa yang belum Anda ketahui serta jauhi sikap menilai orang dari appearance, soon or later Anda sendiri yang akan menanggung akibatnya.Well said, itulah tiga prinsip hidup yang saya pelajari dari almarhum kakek saya. Selama hidup ia tidak ingin dikenal banyak orang, karena yang terpenting adalah sumbangsih apa yang bisa ia berikan bagi bangsa ini sampai akhir hayatnya. So guys, nasehat orang tua memang kadang terdengar konyol di telinga. Tapi kini saya sadar, tanpa prinsip hidup yang baik mungkin saya hanya menjadi sosok arogan yang ujungnya akan mengisolasi saya dari kehidupan sosial. Self-pity is our worst enemy and if we yield to it, we can never do anything wise in this world...
sumber : talkmen.com