Kaya Raya |
Saat ditanya apakah semua orang ingin kaya raya, maka jawabnya pasti satu suara: "yaa..." Tapi begitu dimintai alasannya, deretan motivasi pun menyeruak keluar.
Ada yang ingin berduit banyak supaya bisa belanja sepuasnya. Lainnya ngiler untuk bisa keliling dunia. Tak jarang pula kekayaan itu jugalah yang jadi alasan agar tak perlu capek bekerja lagi.
Lalu, apa alasan Anda? Pernahkah Anda memikirkannya?
Beberapa orang tampaknya bisa kaya dengan mudah. Hanya bicara sedikit, uang pun mengalir dengan mudah. Sebut saja seperti pembicara seminar atau ped Andag yang ahli dalam promosi. Namun, tak sedikit pula yang meski sudah bersusah payah, tapi tetap saja melarat.
Apa ya 'nasib' perbedaan mereka itu?
Percaya atau tidak, apa yang menjadi motivasi sebetulnya turut menentukan bisa kaya/ tidak diri kita ini.
Bagi orang yang ingin kaya untuk alasan bersenang-senang saja misalnya, meski sudah kaya (katakanlah ia baru menang lotre), ia tetap akan jatuh miskin. Kenapa? Karena saat punya uang lebih sedikit saja, sudah dipakai untuk hura-hura, lalu bagaimana kekayaan itu bisa bertahan?
Sebaliknya, seseorang yang ingin kaya dengan motivasi tulus dan jauh dari egois, misalnya agar bisa membantu orang lain, maka bukan hanya harta yang bakal ia dapat, melainkan juga kepercayaan.
Orang demikian biasanya sudah belajar memberi bahkan di saat ia belum punya apa-apa, dan sikap murah hati tersebut membuat orang lain percaya bahwa ia memang bisa mengolah harta dengan bijak. Tidak egois atau korupsi. Dengan begitu, kepercayaan, bantuan, proyek, hingga uluran dana, mengalir dengan mudahnya.
Jadi benar bukan bahwa kaya itu bukan soal uangnya, tapi tentang motivasinya. So, apa motivasi Anda?